Tag Archive | Orang tua dilarang memukul anak

9 ALASAN UNTUK TIDAK MEMUKUL ANAK

IMG_0002

Dok.YSKK 2011

1. Memukul Anak , Sama dengan mengajari anak untuk memukul dirinya sendiri

Bila dicermati, anak akan belajar sikap dan perilaku melalui pengamatan dan peniruan dari rang tua atau yang mengasuhnya, tidak peduli apakah tindakannya/perilaku tersebut baik atau buruk.oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk menetapkan seperangkat contoh sikap empati dan kebijaksanaan.

2. Pada banyak kasus, yang disebut “perilaku buruk” itu hanyalah respons anak terhadap apa yang TIDAK dia peroleh dari lingkungannya.

Diantara kebutuhan – kebutuhan penting anak – anak adalah : tidur dan asupan gizi yang cukup, pengobatan alergi tersembunyi, udara segar, olahraga, dan kebebasan yang cukup untuk menjelajahi dunia yang ada disekelilingnya.

Tapi kebutuhan yang terbesar sejatinya adalah mendapat perhatian penuh (undivided attention) dari orang tuanya. Orang tua yang sibuk, anak kadang tidak cukup mendapat waktu dan perhatian dari orang tua mereka, yang sering kali terlalu terganggu oleh kesibukan mereka sendiri. Oleh karena itu, pasti salah dan tidak adil untuk menghukum anak saat mereka memberi respons alami karena kebutuhan – kebutuhan penting mereka diabaikan oleh orang tua

3. Pemberian hukuman fisik akan mengecoh anak dari belajar bagaimana menyelesaikan konflik secara efektif dan manusiawi

Ketika kita membuat anak takut, kita seolah menstop seluruh pelajaran yang kita berikan kepada mereka.anak yang sedang mnerima hukuman akan dipenuhi perasaan marah dan fantasi balas dendam. Dengan demikian, hilanglah kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang metode yang lebih efektif dalam memecahkan suatu masalah.

Jadi seorang anakmendapat hukuman fisik, maka diahanya akan belajar sedikit tentang bagaimana menangani atau mencegah situasi serupa di masa mendatang.

4. Hukuman fisik akan merusak ikatan antara orang tua dan anak

Semangat sejati dari kerja sama yang diharapkan setiap orang tua hanya akan tumbuh bila dilandasi ikatan cinta dan respek yang kuat antara orang tua – anak.

Sedangkan pemberian hukuman fisik, meskipun sepintas tampak efektif, hanya akan menghasilkan perilaku baik berlandaskan rasa takut, yang mudah sekali luntur kembali begitu si anak mulai tumbuh dewasa dan”tahan menderita”

Sebaliknya, kerja sama yang didasarkan pada respek mutual orang tua – anak, akan tumbuh secara lebih permanen. Bahkan sampai si anak tumbuh dewasa dan orang tuanya mulai renta.

5. Hukuman fisik beresiko berbahaya

Ketika hukuman fisik tidak lagi mencapai tujuan yang diinginkan, dan jika orang tua tidak juga menyadari untuk memilih metode alternatif lain, maka hukuman fisik akan terus meningkat. Dimana efeknya tentu dapat membahayakan anak, baik fisik maupun mental.

6. Berpotensi menciptakan :”Api dalam sekam”

Kemarahan dan frustasi tidak mudah diungkapkan oleh anak, dan mereka akan terus menyimpannya dalam – dalam. Suatu hari nanti saat anak cukup umur dan cukup kuat untuk menampilkan kemarahan, maka dia pun akan melakukan “Aksi Balas dendam”. Hukuman fisik mungkin dapat menghasilkan “Perilaku yang baik” untuk sementara, tetapi akan meminta harga yang tinggi. Dimana harga ini harus dibayar tidak hanya oleh orang tua dari anak tersebut, tetapi mungkin oleh… siapa saja yang nanti akan berhubungan dengan anak kita.

7. Dapat beresiko menimbulkan perilaku seksual menyimpang

Memukul pantat, yang notabene adalah zona erotis masa kanak – kanak, dapat memicu timbulnya asosiasi antara rasa sakit dan kenikmatan seksual pada pikiran anak, di mana dalam hal ini dapat menimbulkan masalah kelak setelah ia dewasa.

Jika seorang anak hanya mendapat sedikit atensi orang tua, atau bahkan hanya mendapat perhatian pada saat dia dihukum, maka lambat laun dia akan menggabungkan konsep rasa sakit dengan kesenangan. Anak dengan situasi seperti ini akan memiliki harga diri rendah dan percaya bahwa dirinya itu tidak ada nilainya sama sekali.

8. Hukuman fisik dapat memicu timbulnya perilaku suka menyakiti orang lain

Pemberian hukuman fisik dapat memberi pesan yang berbahaya dan tidak adil dalam benak anak, yaitu : Boleh saja kita menyakiti seseorang, asal tidak sesakit yang pernah kita alami”!

Anak itu akan menyimpulkan bahwa tidak apa – apa menganiaya anak yang lebih muda atau lebih lemah dari dirinya. Beranjak dewasa, boleh jadi dia hanya sedikit mempunyai belas kasih pada penderitaan orang lain, dan sebaliknya akan mengembangkan rasa takut berlebihan pada orang yang dianggapnya lebih kuat dari dirinya.

Semuanya akan menghambat terjadinya pembentukan relasi yang bermakna antar sesama, yang justru esensinya sangat penting untuk kehidupan emosional yang kuat.

9. Setelah dewasa, cenderung akan menafikan (discourages) pada adanya model disiplin lain, selain hukuman fisik.

Karena anak – anak belajar melalui contoh dari orang tua, maka pemberian hukuman fisik boleh jadi akan memberi pesan bahwa : Memukul atau memberi hukuman fisik adalah cara yang paling tepat untuk mengungkapkan perasaan dan untuk memecahkan masalah.

IMG_7616

Doc.YSKK 2013

Jika sorang anak tidak menemukan sosok orang tua yang mampu memecahkan masalah dengan cara yang lebih kreatif dan manusiawi, selain dengan cara – cara agresif, maka akan sulit bagi anak untuk tidak melakukan hal tersebut. Karena alasan inilah, sering kali orang tua yang kemampuan parentingnya “Payah”, cenderung menurun bakatnya ini pada generasi berikutnya.

Sumber : Andi Priyatna, “Pareting Fr Character Building”, PT Elex Media Komputindo 2011